BAK – Program Hibah Bina Desa merupakan Program dari Ristekdikti dalam memberdayakan mahasiswa untuk berkontribusi lebih nyata dalam masyarakat. Program ini didukung penuh oleh Universitas Kanjuruhan Malang. Hal tesebut terbukti dengan terkirimnya 19 pra-proposal PHBD ke Ristekdikti.
Ristekdikti sangat selektif dalam melakukan penilaian, mulai dari seleksi kelayakan administrasi, kebaruan ide, kebermanfaatan program bagi masyarakat yang disasarkan, dll. Sebanyak 5 (lima) pra-proposal yang dinyatakan lolos untuk masuk ke tahap selanjutnya yaitu tahap proposal. Dari tahap seleksi proposal, 4 (empat) proposal dari Universitas Kanjuruhan dinyatakan lolos dan harus mempresentasikan proposalnya dihadapan tim penyeleksi yang dilaksanakan di salah satu Hotel di Surabaya. Dari proses presentasi tersebut, 1 (satu) proposal dinyatakan lolos dan didanai dan tergabung dalam 75 proposal didanai dari seluruh Perguruan Tinggi Di Indonesia. Proposal yang lolos dan didanai adalah dari perwakilan HMPS Teknik Informatika.
Tim yang beranggotakan 7 mahasiswa ini mengangkat judul “Pemanfaatan Teknologi Ringan Pembersih Rumput Liar Untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman Padi di Desa Gurid, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar”. Tim PHBD dari HMPS Teknik Informatika ini dibimbing oleh Bapak Syahminan, M.Kom yang merupakan salah satu dosen dari prodi tersebut. Anggota tim PHBD tersebut adalah Rio Eka Retandi, Siti Nurjannah, Aji Kusuma Akbar, Rizky Nala R, Hanifah Octavia P, Tika Ambarwati, dan Ita
Tim mereka berhasil lolos dan tergabung dengan 75 proposal lainnya yang telah di danai oleh dikti. Dalam program Hibah Bina Desa ini, tim HMPS Teknik Informatika mengangkat judul.
“Awalnya kami ingin membantu petani setempat menangani rumput liar tanpa menggunakan zat kimia, meningkatkan efektivitas para petani dalam mengelolah sawah,” terang Rio.
Hasil inovasi alat pembasmi gulma ini dapat membantu masyarakat khususnya para buruh tani. Para petani juga diharapkan lebih menghemat biaya dan memunculkan rasa kepedulian dengan tidak menggunakan zat kimia yang justru bisa meracuni tanah.
“Selain pembersih rumput liar, alat ini juga memutus akar padi yang tua agar berganti dengan yang muda, dengan akar padi yang muda sewaktu pemupukan tanaman padi bisa lebih optimal,” terangnya.
Rio berharap, alat pembersih gulma ini dapat membuat tumbuhan padi akan cepat tumbuh dan membantu proses penggemburan tanah, serta membuka ruang oksigen dalam tanah agar terjadi sirkulasi udara yang bagus.
Alat ini juga diharapkan membuat buruh tani lebih mudah dalam membersihkan rumput liar karena hanya mengoprasikan alat pembersih otomatis ini di area persawahan, yang nantinya akan memberikan efek bagus terhadap hasil panen mereka.
Dalam tahap Monev di lapangan kami di kunjungi oleh Bapak Surfa Yondri sebagai perwakilan dari Dikti untuk monitoring dan evaluasi pada progam kami. Tanggapan beliau setelah melakukan uji coba secara langsung di desa Gurid, kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar. Beliau mengatakan bahwa, alat ini sederhana, praktis, murah, mudah dioperasikan dan hasil penyiangan yang cukup baik sehingga sangat membantu petani dalam sistem penyiangan tanaman padi, ujarnya.
Harapan dari TIM, semoga PHBD ini menjadi progam yang berkelanjutan yang tidak ada putusnya. Dan semoga kelak nanti juga ditahun berikutnya, adik tingkat kami dapat meneruskan estafet yang telah kami jalankan dengan penuh perjuangan ini. Salam PHBD untuk negeri !!!