UNIKAMA – Sebagai mahasiswa memang harus miliki kreatifitas tinggi, menciptakan suatu gebrakan baru berbasis teknologi merupakan hal yang sangat membanggakan. Seperti halnya 3 mahasiswa dari Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) Ida Silfia dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika, Benyamin Jemat dari Pendidikan Fisika dan Abdullah Mubarok dari Teknik Informatika. Mahasiswa semester 6 tersebut mengikuti Paper Competition bertajuk “JAVANICA” Di balik tanah yang makmur dan berhasil meraih Juara Harapan III, (13-14/03/2020).
“Awalnya kami bertiga menyusun papernya terlebih dahulu. Setelah dinyatakan lolos final, kita buat prototype dari paper tersebut dengan beberapa kali kegagalan. Lewat percobaan berkali-kali, kami bisa membawanya untuk dipamerkan dan dipresentasikan di hadapan juri dan peserta lain,” ungkap Ida Silfia selaku Ketua Tim.
Teknologi yang diterapkan dalam paper ini diberi nama LEMPER (Large Epic Machine Pluper). LEMPER ini digunakan untuk pengolahan kopi yang mendapatkan sentuhan Teknologi.
“Kami melihat masih banyak sekali masyarakat, terutama di Desa yang mengolah biji kopi dengan mesin tradisional. Apalagi, kapasitas penggunaannya masih sedikit. Maka dari itu, kami membuat teknologi LEMPER ini guna membantu masyarakat agar lebih mudah memisahkan biji kopi dari kulitnya agar mempermudah mereka saat proses produksi kopi,” paparnya.
“Presentasinya berbeda bukan seperti kita presentasi tugas di perkuliahan. Disini, penjelasan harus detail dan tidak bertele-tele. Kami juga mempraktikkan teknologi LEMPER dihadapan juri. Selain itu, tak lupa juga belajar dan sharing kepada senior yang pernah mengikuti kompetisi semacam ini,” tambahnya.
Sementara itu, Abdullah Mubarok menambahkan bahwa sebagai mahasiswa dan penerus bangsa sudah seharusnya lebih membidik kebutuhan masyarakat.
“Mahasiswa itu harus mulai memfasilitasi apa yang dibutuhkan masyarakat terutama untuk meningkatkan perekonomian. Teknologi sudah semakin canggih, tetapi ada beberapa masyarakat yang belum tersentuh teknologi. Bahkan, mereka merasa teknologi ini terlalu ribet dibandingkan dengan cara tradisional,” ujarnya.
Disitulah peran mahasiswa, yang harus memberikan pengertian kepada masyarakat bahwa teknologi akan membantu dan memudahkan mereka untuk bekerja.
“Kami tidak hanya memberikan pengertian saja, tetapi juga menciptakan teknologi tersebut meskipun skalanya masih kecil. Kami berharap teknologi LEMPER ini bisa lebih disempurnakan lagi agar dapat digunakan dengan skala besar dan bisa digunakan oleh banyak orang,” tutupnya.
Semakin banyak mahasiswa yang kreatif maka, akan semakin sejahtera pula Indonesia. Berawal dari perubahan-perubahan kecil inilah yang akan membantu masyarakat dalam memajukan perekonomian.